Monday, August 30, 2010

Berguru pada dukun

October 23, 2009 at 5:37am

Konon katanya dukun terkenal dengan jadul dan menyeramkan, tinggal disebuah rumah reot, dengan parfum kesayangan berupa menyan, dan anehnya jaman segini juga masih ada dukun! Dan saya penasaran... Kali ini saya dan kawan saya mencoba menyelami dunia perdukunan, kami berdua ceritanya dua orang lelaki yang sedang mencari jodoh, tapi ini ga beneran karena tujuan kami
sebenarnya adalah memahami kenapa masih ada profesi yang namanya dukun hehe.

“malem mbah….”

“hm..” menyapa kami dengan dengungan ga jelas sambil tetep serius sama meja menyannya

“kami boleh bertanya kan?”

“hm…”

"anu.. kami kesini pengen nanya masalah jodoh.. ko sampe hari ini saya belum punya pacar ya mas dukun?”

“hm…” ah jawaban ini bikin aku dan rico semakin bingung! Oh mungkin minta uang dulu kali ya?

“pak dukun.. ni ada duit.. ya ga banyak tapi lumayan lah..”

“hm…”

“anu… pak dukun, kami bingung.. apa kami datang pada waktu yang ga tepat?”

“hm…”

“berarti apa mungkin besok aja kami kembali?”

“hm…”

“oh ya sudah kalau begitu kami pamit ya pak…”
Kali ini tak ada hm.. lagi yang muncul! Betul2 aneh! Ya sudah karena tak ada jawaban kami berdiri mau pulang.

“tunggu!!!” belum juga berdiri sepenuhnya sang dukun angkat bicara..

“iya mbah?”

“yang pertama, saya tahu tujuan kalian kesini! Dan sebenarnya kalian tidak dengan tujuan konsultasi iya kan?”

“i..iya…”kami menganguk bareng

“yang kedua, saya sedang tidak praktek hari ini, makanya liat dulu jadwal yang saya tempel diluar, atau nggak liat di blog saya jadwal sudah saya upload”

“…”

“yang ketiga, buat rico, saya juga tau kamu bujang lapuk.”

“oh…” rico menganga

“saran saya… jangan suka meremehkan wanita, mereka bukan kucing, mereka punya perasaan, tingkah lakumu menjadikan mereka tidak ingin mengenalmu sama sekali!!!!”

“ouch!”

“tunjukkan pada wanita apa adanya dirimu, jangan suka melebih2kan atau merendahkan diri sendiri.”

“oh iya pak dukun…”

“saya juga punya saran untuk kamu!” sang dukun menunjuk kearah ku

“segera selesaikan urusanmu dengan wanita yang pernah duduk deretan ketiga didepanmu”

“ha?”

“hadapi kenyataanmu!”

“…”

“yang terakhir… jangan pernah datang kesini lagi! Saya tidak sudi mendukuni orang macam kalian
yang tidak paham sensitivitas!”

“…”

No comments:

Post a Comment