Monday, August 30, 2010

Sesuatu dibalik cat

October 23, 2009 at 5:38am

“kamu bawa sesuatu?”

“ini.. tidak seberapa tapi lumayan bwt tunggu kreta”

“hehe.. mana korek?”

“nih..” kunyalakan rokok yang dikasih meld. Meld, itu hanya panggilan, kami berkawan enam belas orang, seperti keluarga besar. Enambelas orang kini sudah terpisah-pisah, jogja, solo, Jakarta, jepang, ah entah..


“wah lama ya ngga kekota ini, banyak kenangan!”

“hehe sante wae kota ini gak akan lari kemana”

“iya juga tapi ya waktu mampir mungkin tiga taun sekali
baru bisa mampir lagi”

“nikmati sajalah waktu sekarang”

***
Entah kenapa stasiun selalu memberikan satu kesan sendiri buat aku. Kereta-kereta disini hanya catnya saja yang kelihatan baru namun dibalik catnya memiliki ribuan cerita yang mungkin tuanya melebihi umurku sekarang.

“kenapa ya meld, kalau berada distasun terutama stasiun kota ini seolah masuk ke suatu nostalgi cuman ak ga bisa nostalgi yang seperti apa yang terasa,”

“ya ga ngerti itu kan perasaan kamu aj dasar lebay”

“hehe, stasiun.. coba kamu liat itu, beberapa orang tunggu datangnya kereta, kira2 cerita apa ya yang mereka punya?”

“tiap harinya ada sekitar 8 jenis kereta yang masuk keluar stasiun ini, mulai dari eksekutif sampai kereta barang, dan kalau kamu Tanya cerita, disini bisa dikata salah satu gudangnya cerita, lumayan banyak lho film-film bagus adegannya di stsiun dan kreta”

“iya juga ya.. trus kalau kita sendiri kita punya cerita apa?”

“cerita… dua turis local yang mencoba memahami budayanya sendiri”

“haha macam judul skripsi aja itu”

***
Hampir dua jam kereta belum datang.. yah sabar saja.. Selintas teringat cerita seorang kawan,….

ketika itu seorang pria berlari menuju kembali ke stasiun, namun kereta yang dikejar telah melintas berlalu pergi... Sebelumnya lelaki itu telah memutuskan kekasihnya tepat di depan pintu masuk kreta api, wanita yang ditinggalkannya meneteskan air mata tanpa dapat berkata apa-apa. sesaat setelah di tinggal pergi, si wanita langsung menuju ke gerbong tempat duduknya, duduk… dan menunduk. disisi lain lelaki tadi berjalan keluar dari stasiun, wajahnya kelabu seperti awan yang menandakan turun hujan, sesaat kemudian langkahnya terhenti karena dering hp disakunya

“ya? Ada apa lagi?”

“aku minta maaf”

“sudah kumaafkan”

“dengarkan dulu!!”

“...”

“dia tidak pernah meninggalkan kamu, sedetik pun dia tidak beranjak dari duduknya malam itu, dia menunggu kamu datang”

“bohong…”

“sebelumnya aku memang tau kalau kau akan menemuinya dicafe itu, makanya aku datang kesana”

“sudahlah.. tidak usah diungkit lagi.. aku tau ceritamu dengannya, aku melihat kalian pelukan, aku sudah melepasnya, menurutku itu yang terbaik”

“apa?!! bodoh!!!! Malam itu memang aku memeluknya tapi dia melepaskan pelukan ku.. dia merasa bersalah karena sudah terlalu dekat dengan aku, aku memang mencintai dia tapi cinta itu sebenarnya buat kamu!!! Dan malam itu dia menunggumu, dia mau cerita semua!! Dan kamu tidak pernah datang!! Dan selamanya kamu ga pernah ngerti kalau sepenuhnya yang dia tunggu hanya kamu!!”

“aku ga percaya….”

“meld… satu hal perlu kamu tahu, malam itu rani membawa surat yang dulu pernah kamu kasih ke dia.. surat bodoh yang menjadikan dia sepenuhnya yakin bahwa kamu satu2nya orang yang dia tunggu,”

“surat yang mana?”

“surat yang ada dua buah cincin didalamnya… dan dia menunggu kamu memakaikannya..”

Meld terdiam…satu-satunya orang yang tau tentang surat berisi cincin hanya wanita yang telah diputuskannya beberapa menit lalu..

***
Ting..tong….

“wah meld…. Kereta dah dateng!”

“hehe akhirnya datang juga”

“meld… sori maksa minta nganterin ke stasiun”

“haha ga papa, aku senang kamu datang, sering mampir lagi lah… kita ngopi dan ngobrol panjang lagi”

“hehe sip! Ya sudah ak pamit ya…”

“oke!”

“hm… boleh nanya ga meld?”

“apa?”

“gimana si…? ko tiba-tiba....” meld hanya tersenyum

“sudah naik sana!”

“penasaran nih!!!”

“hehe cerita itu sudah menjadi bagian dari cerita stasiun ini kalau mau ngerti Tanya aj sama kreta”

“…”

Kereta melintasi rel, dibawah langit yang semakin memerah… sudah tiga tahun semenjak kejadian itu… di tanganku masih ku pegang kaset video mini dv yang harus ku edit ketika aku sampai, dikaset itu tertulis “video pernikahan meld dan rani”.

No comments:

Post a Comment